Postingan

cerita ini itu si tampan

Tak kenal maka kenalan biar mestra

Nama aku Washfa fadilla biasa di rumah sama ambu dan abah aku di panggil Ivan (Ambu dan Abah : Ibu dan Ayah) dari kecil hidup aku susah untuk di mengerti sekarang umurku 20 th lebih tua dari manusia yang di lahirkan dengan kecemasan, cita-citaku adalah seorang pilot yang bersekolah SMK perhotelan, kuliah di jurusan desain dan sekarang aku menulis hahaha bersyukur saja sebagai orang sunda atas apa yang telah saya lakukan ini sangat dekat dengan mimpi saya, saya ada keinginan menulis itu sejak saya kecil yang di bombing oleh Ibu yang di panggil guru tapi yang saya yakin orang telah banyak tertipu karna nama nya itu ibu Gena bukan ibu guru, tapi sudahlah aku tidak mau berburuk sangka mungkin itu baginya sangat keren, aku lahir tanggal 05 Juni 1998 di Tasikmalaya kota kebanggaan warga Singaparna, dan waktu itu aku tidak menolak untuk di lahirkan karna ketika aku dari kecil sudah banyak rasa penasaran yang gede se gedebage (gede : besar, Gedebage : Nama daerah di kota Bandung ) dan ket

Perasaanku

 Kamu pernah merasakan ingin merasakan apa yang di rasakan orang lain? Apalagi orang di sekitarmu 'Pertanyaan' waktu itu kurasa tidak relevan. Jadi aku hanya membayangkannya saja. Menurut orang lain, jika ingin tau ya tanyakan. Tapi orang lain itu tidak mengerti pula perasaanku ketika ingin menanyakan. Rasa takut dan seganku lebih besar dari rasa penasaranku Apa ini masalah waktu? Apa aku harus melulu menunggu jawaban dari waktu? Aku binggung Tapi tak apa Jika aku mengerti perasaanya Aku tidak akan menulis.

Tenang ketenangan tidak tenang

 Aku hanya ingin tenang Tapi tenangku kudapati tidak tenang Malam malam ini menjadi panjang Resah ini menjadi sarapan pagi  Menggerutu pada bayangan Kenapa? Aku sudah memberi 3x1 hari makan ego Manusia tidak pernah pantas Menit ini aku menggangkat gagang kuas Bulunya sintetis warna orange Garisan dalam kertas itu zigzag Raga itu gemetar oleh dingin malam Serasa tak sanggup hanya karna dingin Malam ini aku benar" merasa payah Di simpanlah kuas itu dan melamun Sifat ekspresional itu sedang di luar Aku butuhnya sekarang Tapi sedang tidak bisa di hubungi Berbaring dan berselimut? Bulak balik kanan kiri Mana posisi wenak yang seperti biasa? Ahh sial  Sekarang aku mengerti Bahwa tenang itu mitologi.

Roda

  Roda itu berputar bersama dinamika Tapi jika di balik? Apakah dinamika itu sesuai dengan roda? Berputar dengan rasionalkah? Sepertinya tidak  Di depan banyak lubang Batu dan becek Kadang" roda itu kempes Dorongannyapun tak stabil Ketika semangat ia kencang Ketika malas jalanan begitu membosankan Kapan sampainya? Aku cuman ingin duduk di kursi plastik Dan menikmati makan malamnya

Buah apel

 Buah tidak jatuh dari pohonnya. Jika lantainya datar Jika pohonnya di pinggir tebing? Buah itu akan jauh sekali dari pohonnya Terbanting tak terbentuk Sampai" buah itu bertanya Aku jatuh dari pohon yang mana? Kenapa nasibku sebegitunya? Apel merah itu berubah warna Setengah badannya coklat Krikil, ranting, pasir,debu menempel di tubuhnya Manusiapun enggan menggambilnya Sungguh malang nasib apel itu Terhempaskan jarak Dan di lupakan waktu

Kaka tua

 Burung kakak tua itu sudah tidak hinggap di jendela Sekarang dia di kerangkeng di atas besi siratalmustakim Oleh mahluk yang katanya kasta tertinggi Tertinggi akan pembenaran Katanya di sayang Katanya lingkungan itu sudah tidak relevan Katanya di pelihara Katanya merawat kehidupan Merawat kehidupan bukannya dengan melepaskan hak kemerdekaan si burung ya? Burung itu di atas besi menjelma jadi jelma Sayapnya jadi aksesoris tambahan Jika burungnya lepas Yang punya menanggis Tapi tapi  Yang harusnya menanggis itu burungnya Menanggis bahagia atas kemerdekaannya Dan melakukan kehendaknya sebagai mahluk bersayap.

Ketuhanan

  Ya Tuhan aku mengerti sekarang Kau mencintaiku tanpa kepalsuan Kau menyayangiku tanpa alasan Kau mengerti tanpa ucapan Kau tau cara menghubungi umatmu Aku salah satunya Lewat pidato dari seseorang Aku begitu menggagumimu Ya tuhan maafkanku Aku hanya manusia berdosa Manusia paling ingkar 22 tahunku meninggalkanmu Tapi kau masih mau berkomunikasi Aku ingin kau mengerti Merubah sikap 22tahunku itu sulit Tetapi aku coba terus dengan perlahan Salahku, memang itu salahku.

Hari sabtu

  Malam ini kudapati berita Seorang pemberani di pidanakan Pidana karna benar Itu aneh Perasaanku risau Berita itu menggangguku Ku goreskan kuas dalam kertas canson kosong itu Sebagai bentuk sikap Sebagai doa Agar semua baik baik Karna hukum itu juga aneh Tak ada garis batas Seenaknya Semaunya Hukum itu biarkan aja Pasti ada imbalannya.