Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Perasaanku

 Kamu pernah merasakan ingin merasakan apa yang di rasakan orang lain? Apalagi orang di sekitarmu 'Pertanyaan' waktu itu kurasa tidak relevan. Jadi aku hanya membayangkannya saja. Menurut orang lain, jika ingin tau ya tanyakan. Tapi orang lain itu tidak mengerti pula perasaanku ketika ingin menanyakan. Rasa takut dan seganku lebih besar dari rasa penasaranku Apa ini masalah waktu? Apa aku harus melulu menunggu jawaban dari waktu? Aku binggung Tapi tak apa Jika aku mengerti perasaanya Aku tidak akan menulis.

Tenang ketenangan tidak tenang

 Aku hanya ingin tenang Tapi tenangku kudapati tidak tenang Malam malam ini menjadi panjang Resah ini menjadi sarapan pagi  Menggerutu pada bayangan Kenapa? Aku sudah memberi 3x1 hari makan ego Manusia tidak pernah pantas Menit ini aku menggangkat gagang kuas Bulunya sintetis warna orange Garisan dalam kertas itu zigzag Raga itu gemetar oleh dingin malam Serasa tak sanggup hanya karna dingin Malam ini aku benar" merasa payah Di simpanlah kuas itu dan melamun Sifat ekspresional itu sedang di luar Aku butuhnya sekarang Tapi sedang tidak bisa di hubungi Berbaring dan berselimut? Bulak balik kanan kiri Mana posisi wenak yang seperti biasa? Ahh sial  Sekarang aku mengerti Bahwa tenang itu mitologi.

Roda

  Roda itu berputar bersama dinamika Tapi jika di balik? Apakah dinamika itu sesuai dengan roda? Berputar dengan rasionalkah? Sepertinya tidak  Di depan banyak lubang Batu dan becek Kadang" roda itu kempes Dorongannyapun tak stabil Ketika semangat ia kencang Ketika malas jalanan begitu membosankan Kapan sampainya? Aku cuman ingin duduk di kursi plastik Dan menikmati makan malamnya

Buah apel

 Buah tidak jatuh dari pohonnya. Jika lantainya datar Jika pohonnya di pinggir tebing? Buah itu akan jauh sekali dari pohonnya Terbanting tak terbentuk Sampai" buah itu bertanya Aku jatuh dari pohon yang mana? Kenapa nasibku sebegitunya? Apel merah itu berubah warna Setengah badannya coklat Krikil, ranting, pasir,debu menempel di tubuhnya Manusiapun enggan menggambilnya Sungguh malang nasib apel itu Terhempaskan jarak Dan di lupakan waktu

Kaka tua

 Burung kakak tua itu sudah tidak hinggap di jendela Sekarang dia di kerangkeng di atas besi siratalmustakim Oleh mahluk yang katanya kasta tertinggi Tertinggi akan pembenaran Katanya di sayang Katanya lingkungan itu sudah tidak relevan Katanya di pelihara Katanya merawat kehidupan Merawat kehidupan bukannya dengan melepaskan hak kemerdekaan si burung ya? Burung itu di atas besi menjelma jadi jelma Sayapnya jadi aksesoris tambahan Jika burungnya lepas Yang punya menanggis Tapi tapi  Yang harusnya menanggis itu burungnya Menanggis bahagia atas kemerdekaannya Dan melakukan kehendaknya sebagai mahluk bersayap.

Ketuhanan

  Ya Tuhan aku mengerti sekarang Kau mencintaiku tanpa kepalsuan Kau menyayangiku tanpa alasan Kau mengerti tanpa ucapan Kau tau cara menghubungi umatmu Aku salah satunya Lewat pidato dari seseorang Aku begitu menggagumimu Ya tuhan maafkanku Aku hanya manusia berdosa Manusia paling ingkar 22 tahunku meninggalkanmu Tapi kau masih mau berkomunikasi Aku ingin kau mengerti Merubah sikap 22tahunku itu sulit Tetapi aku coba terus dengan perlahan Salahku, memang itu salahku.

Hari sabtu

  Malam ini kudapati berita Seorang pemberani di pidanakan Pidana karna benar Itu aneh Perasaanku risau Berita itu menggangguku Ku goreskan kuas dalam kertas canson kosong itu Sebagai bentuk sikap Sebagai doa Agar semua baik baik Karna hukum itu juga aneh Tak ada garis batas Seenaknya Semaunya Hukum itu biarkan aja Pasti ada imbalannya.

Tidak percaya diri

  Aku tak pernah percaya diri Tapi itu peluruku Senjataku adalah resah Targetku adalah sikap Ternyata kapan" aku harus istirahat Dari semua ini Tapi hanya sebentar Lalu berjalan lagi pelan Pelan saja cukup Pelan dengan sakit kepala sebelah Pelan dengan doa Pelan dengan harapan Pelan pelan

Led

  Lampu led itu di nyalakan Mataku merantau kekedipannya Tetapi ragaku masih bergurau Pikiranku terganggu oleh televisi Tapi tangan dan perasaanku masih ingin disini Kau ingin tau perasaanku? Gembiraria ketika aku masih bernafas Tapi risauku masih ada disini Tapi dengan risauku tulisan ini ada Jika tidak aku lupa caranya menulis.

Tanah air isi ulang

  Malam ini gelap tanpa adanya kemerdekaan Sunyi tanpa adanya hak Sepi tanpa adanya rasa nyaman Sendiri di selimuti ketakutan Ya tuhan aku percaya dengan keberadaanmu Tik tak tok jam dinding itu lama sekali Aku mengerti skenarionya Tapi aku tak mengerti akhirnya akan seperti apa Kapan kapan aku ingin pergi hutan untuk menemui diriku sendiri Aku ingin berkompromi dengannya Keadaan ini harus usai  Jika tidak, selimut itu akan lebih tebal dari biasanya.

Hai Anjing

  Anjing di teritorialku selalu di hakimi Di jadikan diksi yang hina Di jadikan makian Aku heran terhadapnya Gong gong mereka di bungkam oleh dalil Di lempar dan di racun Malang begitu nasibmu anjing Tetapi kadang aku terkejut Kau menggagetkanku  Tak apa, mungkin perasaanmu sedang kacau Tapi aku menghargaimu  Dengan kau telah merasa tidak lebih pandai dari sebenarnya

Lupa mimpi

  Aku tak ingat mimpiku Hanya penyesalan yang ada di benak Sering kali bayang" itu menjadi kenyataan Sering kali juga tidak Suara gemuruh dari tempat ibadah itu   Selalu Membuat kesan  Baik dan buruk.

Kebinggungan

  Anak kelas lima sd itu di bangunkan Demi kewajiban rukun dalam pedomannya Keluar dari tempat tidur Siluet anak itu terlihat seperti kebinggungan dan ngantuk Aku mengerti perasaannya Mungkin kondisinya berbeda Terapi mungkin juga perasaannya sama Binggung harus berbuat Binggung dalam bersikap Binggung dalam berserikat Hanya binggung.

Menjelang Matahari Terbit

Hari ini sangat pagi dan dingin Mataku tidak bisa terpejam Tidurku terganggu bayangan Resah dan gelisah menemaniku Menunggu pesan masuk dari seorang ibu tua yang sangat perkasa Aku yakin dia sedang mengkhawatirkanku Tentang keselamatan hidupku Aku terancam? Tentu tidak Tapi perasaan khawatir ada dalam benaknya Oh ibu tua yang perkasa Perasaan itu sekarang ada dalam diriku Ketika kau khawatir, akupun  Ketika kau sebaliknya,akupun Hari hari ini aku akan berjalan pelan saja Aku tak mau terburu buru oleh ambisi Dan eksperimen gagal  matahari terbit Hari ini sangat pagi dan dan dingin Mataku tidak bisa terpejam Tidurku terganggu bayangan Resah  Hari ini sangat pagi dan dan dingin Mataku tidak bisa terpejam Tidurku terganggu bayangan Resah dan gelisah menemaniku Menunggu pesan masuk dari seorang ibu tua yang sangat perkasa Aku yakin dia sedang mengkhawatirkanku Tentang keselamatan hidupku Aku terancam? Tentu tidak Tapi perasaan khawatir ada dalam benaknya Oh ibu tua yang perkasa Perasaan itu