Taman sari yang mesra
Siang yang sunyi di selimuti oleh selimut, memeluk hangat
guling yang sangat setia menemani walau sering di tinggal untuk kegiatan yang
gatau aku sendiri juga kegiatan apa dan dering alat canggih yang hangat karna
menyalakan nyanyian sepanjang malam sampai siang yang sunyi itu, aku bangun
dari rebahanku selayaknya manusia lain di muka bumi dan melangkah ke kamar
mandi untuk membasuh muka dari rasa kantuk yang susah untuk hilang, aku tidak
lupa bahwa hari ini ada janji dengan kengkawanku di kampus tercinta yang berada
di jalan setiabudhi 193 mungkin mereka sudah menungguku dari tadi nah itu yang
aku lupa, ketika ingat aku langsung bergegas untuk duduk dulu sejenak
mengumpulkan sebagian diriku yang masih di cijambe mereka izin katanya mau
macul padahal aku tidak izinkan jauh-jauh tapi dia memilih bolos, yasudahlah
aku tunggu saja beberapa saat mungkin sedang di jalan, terkadang yang harus
kita sadari adalah jangankan orang lain terhadap diri sendiripun kita masih
bisa melanggar untungnya hidupku tidak seserius manusia yang memakai dasi dan
memasukan bajunya kecelana untuk terlihat berwibawa hidup ini aku rasa tidak
periu seserius itu bahkan aku hanya ingin mencoba terus menikmatinya saja karna
indah jika di nikmati rasanya tapi yasudahlah itu bukan tts yang harus di
pertanyaan oleh kamu, dengan rasa kantuk ini aku menggangkat seluruh badanku
untuk bergegas menghampiri kengkawanku yang sudah ngomel karna menungguku lama
sekali dan saat sepeda motor itu di nyalakan serta di mundurkan untuk keluar
dari sarangnya sinar matahari yang terik itu menusuk mataku seakan aku ini
drakula yang binggung harus berbuat apa selain diam untuk menunggu sepeda
motorku itu panas, lalu? Yang berangkat dong kalau diem terus nanti sepeda
motorku jadi haus, masuk jalan raya yang ramai itu masih seperti hari kemarin
manusia lalu lalang menggerjakan yang aku tidak tau karna mereka tidak memberi
tau padaku apa yang sedang mereka kerjakan dan gapenting juga sih ya mereka
kasih tau, di pertigaan yang sudah kurang lebih 20tahun aku lewati dan tidak
tau namanya itu karna aku taunya nama daerahnya aja ledeng disitu ada petugas
kepolisian yang sedang mengatur lalu lintas begitu hebatnya dia berjemur hanya
untuk mengayunkan tangannya saja terus menerus aku binggung jika harus membantunya
aku harus berbuat apa jadi yaudah lewat aja sambil bilang “punten, pak”(punten,
pak = permisi pak) dia hanya menoleh tidak menjawab tapi tak apa mungkin dia
juga sama sedang kantuk jadi aku harus mewajarinya dan di depan sama ada
petugas dan sama juga aku mengucapkan hal yang serupa dan sama juga respon dari
polisi ini hanya menoleh mungkin mereka sedang kantuk juga jadi yasudah aku
lurus lagi aja untuk menikmati kembali perjalananku ke kampus itu, sesampainya
di kampus aku sudah tau bahwa mereka akan mencelaku jadi yaudah karna udah tau
juga buat apa tersinggung, kami tidak lama dari situ berangkat ke daerah
ternama di kota Bandung yaitu jalan taman sari kalau gasalah itu nama jalan deh
bukan nama daerah koreksi aja kalau bener ya? Yaudah aku mau jalan dulu ke
taman sari mau fokus takutnya kenapa-kenapa gitukan di jalan nanti aku ketik
lagi kalau udah disana, nah sekarang udah selamat sampai sentosa kedatangan
kami di sambut oleh senja yang begitu indah karna di perjalanan banyak manusia
berkegiatan jadi perjalanan kesanapun meminum waktu yang lumayan, disana di
sambut juga oleh salah satu orang yang berpengaruh di kampus kami tapi ia tidak
ingin menyebut dirinya dosen tapi sebut saja kaka untuk lebih kekeluargaan
dengan keramahtamahannya kami di persilahkan untuk istirahat dan bersiap – siap
untuk memasak karna janji yang di tulis di atas itu sebenernya sih rahasia tapi
biar kamu tau yaudah aku bongkar aja kalau kita mau makan-makan, 1 jam atau 2
jam atau mungkin kurang lebih aku tidak tau kepastiannya tetapi semua itu beres
di hidangkan dan semua orang melingkar untuk menggantri ambil makanan seperti
di acara pernikahan gitu biar mesrakan? Canda tawa menyelimuti kami dan
kehangatan itu kami rasakan betapa indah hidup ini dengan saling berbagi cerita
tentang perjalanan hidup yang kami nikmati selama di kampus itu aku tidak
pernah terbayang hal ini akan datang berulang-ulang tetapi aku merasa menikmati
walaupun sederhana apa-apa yang ada di atas meja tetapi kami merasa kayak untuk
mempunyai canda tawa itu karna mungkin ada banyak orang tidak mendapatkannya
karna terlalu serius melewatinya tapi itu gaya mereka kalau gaya kami sih
banyak jadi yaudahlah ya aku sekarang ingin pulang karna salah satu caranya
lagi untuk menikmati hidup yaitu beristirahat, kamipun pamit dengan rasa
bahagia itu di bawah langit yang indah dan mesra menuju sarang dari sepeda
motorku itu.
Komentar
Posting Komentar